Senin, 01 Februari 2016

Review Film : Perempuan Berkalung Sorban

foto : http://dapurfilm.com/wp-content/uploads/2011/03/IMG_6682.jpg


 Film Perempuan Berkalung Sorban merupakan adaptasi dari novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy. Abidah El Khalieqy merupakan sastrawan Indonesia yang peka terhadap realita sosial. Dalam novel ini ia mengangkat kisah kehidupan wanita dengan ketidakkesetaraanya terhadap laki-laki. film ini lebih mengarahkan pandangannya menampilkan tokoh perempuan dengan berbagai permasalahanya. Pandangan dalam film ini memfokuskan kajian pada realitas sosial dan budaya.

Annisa dengan karakter tokoh utama yang memiliki kepribadian kuat, cerdas, serta kritis, ditambah anak seorang kyai, dianggap mampu mewakili perjuangan seorang muslimah dalam  menegakkan emansipasi pemikiran dan keberaniannya untuk melawan dominasi dan diskriminasi dari hasil budaya yang bersifat patriarki.

Tokoh-tokoh dan masalah-masalah yang dimunculkan dalam film ini menunjukkan
adanya ketidaksetaraan gender. Pada dasarnya, film ini menceritakan perjalanan hidup Annisa sebagai tokoh yang menemui beberapa masalah dalam hubungannya dengan tokoh-tokoh lainnya yaitu Samsudin, Khudori, Kalsum, Rizal, dll. Ketidaksetaraan gender yang pada film ini terkait dengan cara pandang terhadap peran laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan ditunjukkan oleh keberadaan tokoh-tokoh yang mengalami berbagai peristiwa yang terkait dengan masalah ketidaksetaraan gender.

Film ini ingin menyampaikan pesan tentang kesetaraan gender, namun di sisi lain film ini lebih banyak menyajikan perlakuan diskriminatif terhadap perempuan. Perempuan juga mengalami pembungkaman dan pembisuan yang berdampak pada diskriminasi dalam bentuk seperti perempuan tidak boleh berpendapat, tidak berani mengungkapkan keinginannya atau persoalan yang dialami. Selain itu, perempuan juga sering diremehkan ketika berbicara sesuatu yang dianggap tidak penting oleh laki-laki, tidak punya kendali dalam pengambilan keputusan, tidak bisa membela diri meskipun benar dan selalu disalahkan. Pada akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa tanda-tanda komunikasi dalam film ”Perempuan Berkalung Sorban” dapat menunjukkan adanya diskriminasi terhadap perempuan.

Dalam materi Sex dan Gender melalui film ini ingin menyampaikan mengenai feminisme yaitu memperjuangkan hak-hak dari kaum wanita untuk mendapat hak yang sama tanpa adanya diskriminasi. Karena dalam realitanya hak-hak kaum wanita sering di kesampingkan dalam segala hal baik keluarga maupun hukum, kemudian negara kurang melindungi hak-hak kaum wanita dengan aturan hukum yang ada padahal hak-hak kaum wanita rentan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang sering merugikan kaum wanita. Karena secara esensinya wanita makluk yang lemah dibandingkan dengan pria.

Dalam film Perempuan Berkalung Sorban ingin menjadikan perempuan sebagai subjek pencipta, bukan sekadar penerima. Namun dalam konteks ini, konsep perempuan menjadi pencipta  menimbulkan masalah saat mengalami perdebatan yang hebat dengan Islam sebagai sebuah peradaban dan jalan hidup. Islam memiliki prespektif tersendiri dalam memandang hidup dan kehidupan. Islam ini akan menentukan cara berpikir dan bertindak seseorang ketika menjumpai realitas.

Kontroversi pada film ini, bergantung pada cara pandang kita menerimanya. Film ini mencoba mewadahi dan menyuguhkan fenomena sosial masyarakat. Ini sekaligus menjadi kritik sosial pada fenomena-fenomena yang sedang terjadi, yang kemudian ditarik ke dalam film.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar